Kamis, 28 Maret 2013

Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 3 (Bagian 2)


shot0680
Malam itu, Watanabe Ryu mulai bekerja di restoran. Dong Hoon keluar dari klub bersama seorang wanita mabuk dan menawarkan diri untuk mengantar. Jin Rak menghabiskan malamnya dengan menggambar webtoon.
“Ia mungkin benar-benar takut, seseorang yang tidak pernah melangkahkan kakinya ke luar rumah, tiba-tiba dikelilingi seperti itu,” Jin Rak ternyata sedang menggambar Dok Mi dan 4 pemuda (siapa lagi kalau bukan Enrique, Ryu, Dong Hoon, dan Jin Rak). Jin Rak mengomel mengenai Enrique lalu ia tersenyum. Ternyata gambar Enrique diberi kumis, janggut dan mata panda. Hahaha^^
shot0447 shot0448
Ahjumma genit membuatkan brosur kursus memasak untuk Ryu. Satpam melihat foto ahjumma di brosur itu. Ia bertanya mengapa ahjumma mau membantu Ryu. Alasannya karena Ryu tidak bisa berbahasa Korea dengan baik. Ahjumma meminta satpam menempelkan brosur-brosur itu di tempat strategis.
Dok Mi memeluk botol air panasnya dan melihat ke apartemen seberang. Ia melihat Tae Joon dan Seo Young berbicara serius. Seo Young terlihat menunduk (dimarahi? Ditolak?). Dok Mi teringat perkataan Enrique mengenai cinta pertamanya yang berakhir. Ia mengarahkan pandangannya ke jalan, mencari-cari Enrique.
shot0456 shot0461
Enrique tidak mau mengganggu percakapan Tae Joon dan Seo Young. Ia pergi ke warnet dan bermain game “Zombie Soccer” ciptaannya. Walau nampak serius bermain, perasaannya yang sebenarnya nampak di matanya. Enrique sebenarnya sedang menangis.
Dok Mi melihat Tae Joon duduk di samping Seo Young dan merangkul pundaknya. Dok Mi menunduk. Ia melihat Enrique berjalan pulang ke apartemen.
shot0467 shot0476
“Dia tidak boleh masuk ke sana sekarang,” ujar Dok Mi khawatir. Apalagi ia melihat Tae Joon berdiri dan Seo Young menahannya. Tae Joon membalikkan tubuhnya lalu Seo Young memeluknya. (Catatan: Tae Joon tidak balas memeluk)
Dok Mi membalikkan tubuhnya. Bagaimanapun ia sudah lama menyukai Tae Joon. Enrique tiba di lantai tempat apartemen Tae Joon. Ia terlihat sangat sedih. Tapi sejurus kemudian ia sadar kalau ia kedinginan dan mulai menekan kode pintu.
shot0483 shot0486
Dok Mi kembali melihat apartemen Tae Joon dengan khawatir. Ia melihat Tae Joon melepaskan diri dari pelukan Seo Young lalu pergi dari ruangan itu. Dok Mi bertanya-tanya di mana Enrique (seharusnya Enrique sudah tiba karena Dok Mi melihatnya berjalan masuk). Ternyata Enrique tidak jadi masuk. Ia berdiri di depan pintu apartemen dan mengingat lanjutan percakapannya dengan Seo Young saat ia baru datang ke Korea.
“Aku seharusnya berhenti, bukan? Aku bukan penumpang pesawat cinta. Hanya karena aku mendapat tiket duluan bukan berarti aku bisa mengumumkan kalau akulah pemilik kursi. Dan aku benci kata-kata “aku minta maaf”. Apa kau lupa?” katanya saat Seo Young meminta maaf.
Dok Mi lalu melihat Tae Joon dan Seo Young keluar dari apartemen. Tak lama kemudian Enrique masuk sambil mengusap-usap lengannya karena kedinginan. Dok Mi menghela nafas lega. Ia berkata Enrique pasti kedinginan.
 shot0500 shot0502
“Orang yang berpikir kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu berada dalam jangkauan mereka, aku bertanya-tanya seberapa besar kebahagiaan mereka? Wanita itu selalu gugup saat ia mendapati dirinya terlalu bahagia. Baginya, kebahagiaan seperti gelembung sabun yang biasa kita mainkan saat kita masih kecil. Saat ia menyentuh gelembung yang membawa cahaya pelangi di sekitarnya, gelembung itu pecah. Wanita itu menyerah di depan kebahagiaan bahkan sebelum mengulurkan tangan untuk menjangkaunya,” tulis Dok Mi malam itu. (apa ia seorang blogger? Atau ini adalah catatan hariannya?)
Malam berganti pagi. Seperti biasa tukang susu mengantarkan susu ke depan apartemen Dok Mi. Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka dan seorang pria meraih kotak susu Dok Mi lalu menempelkan post-it. Who is he? I bet Jin Rak (soalnya dia datang dari apartemen sebelah Dok Mi dan menggambar di post-it itu). Tulisan dalam post itu berbunyi: “Semoga harimu dipenuhi kebahagiaan”.
Ia melihat sebuah post-it lain tertempel di pintu Dok Mi. Tulisannya berbunyi: “Bapak pengantar, terima kasih. Aku senang membaca pesanmu”. Ia meletakkan kotak susu Dok Mi kembali ke tempatnya lalu berjalan pergi.
shot0505 shot0508
Enrique menjemput Dok Mi untuk perjalanan mereka. Dok Mi menatap Enrique dan berkata mereka tidak cukup dekat untuk melakukan perjalanan bersama dan juga tidak cukup dekat hingga Enrique bisa memanggilnya ahjumma.
“Kita tidak ada hubungan apa-apa sama sekali!!” teriak Dok Mi sambil memejamkan matanya. Wow….kemajuan besar bagi Dok Mi. Tiba-tiba dia bisa berbicara cepat seperti Enrique dan berteriak seperti itu. Dok Mi sendiri heran dan membuka matanya. Enrique telah menghilang dari hadapannya.
shot0513 shot0520
Sigh…ternyata hanya mimpi. Dok Mi terbangun di lantai dan bertanya-tanya mimpi apakah itu. Ia memulai harinya seperti biasa dan mengambil kotak susu di depan apartemen. Post-it dari kotak susu itu ditempelkannya bersama post-it post-it sebelumnya. Dilihat dari tumpukannya, tampaknya hal ini berlangsung sudah cukup lama.
shot0526 shot0530
Saat sedang menghangatkan susu, sebuah sms masuk ke ponselnya. “Jam 9. Desa ujung dunia.” Dok Mi terlonjak kaget. Ia baru ingat ajakan Enrique semalam.
Ia berusaha membuat berbagai macam alasan: aku sakit, aku ada keperluan mendadak,…aku tidak mau pergi. Tapi ia tidak mengirimkan satupun pesan itu.
shot0537 shot0540
Tiba-tiba terdengar suara bel. Bukan ke apartemen Dok Mi tapi ke apartemen Jin Rak. Jin Rak terbangun dan membangunkan Dong Hoon agar membuka pintu. Dong Hoon terpaksa membuka pintu karena tempat tidur dikudeta Jin Rak.
Siapa yang datang? Seorang petugas yang diperintahkan pemilik apartemen untuk memindahkan isi apartemen itu pagi ini juga. Mendengar itu Jin Rak langsung terbangun dan berteriak, “Tutup pintunya!! Cepat tutup pintunya!!”
shot0544 shot0545
Dong Hoon segera menutup pintu dan kebingungan. Jin Rak menutup semua kunci dan gerendel pintu. Ia lalu memeriksa rekeningnya. Ternyata hari ini adalah batas pembayaran sewa dan Jin Rak sedang kehabisan uang.
Ia memarahi Dong Hoon karena telah menghabiskan uang. Dong Hoon berkata bagaimana bisa ia yang menghabiskan uangnya, itu kan rekening Jin Rak. Dan lagi memnagnya kenapa kalau terlambat membayar satu hari? Dong Hoon ragu mereka akan diusir.
shot0549  shot0550
Tapi Jin Rak berkata itu memang syarat sewanya. Ia memberitahu Dong Hoon apartemen itu disewa tanpa jaminan namun jika terlambat membayar satu hari saja maka Jin Rak akan diusir. Dan sat itu Jin Rak bersedia. Ehm…kok pemiliknya pake penutup wajah gitu ya?? *curigamode:on*
Dong Hoon mengomel, bagaimana bisa Jin Rak tidak mengenal pemilik apartemen itu dan juga tidak mengetahui nomor teleponnya. Jin Rak berkata ia menyewa apartemen itu karena murah. Sewanya 350 ribu won. Saat ini ia hanya memiliki 230 ribu won. Berarti kurang 120 ribu won lagi.
Jin Rak bertanya apakah Dong Hoon memiliki uang. Dong Hoon menggeleng. Jin Rak berkata ia tahu Dong Hoon memiliki uang. Walau semalaman bermain, tetap saja Dong Hoon satu-satunya anak laki-laki dari keluarga kaya.
“Berhentilah berkata seperti itu! Sudah kubilang bukan!” protes Dong Hoon.
shot0553shot0734
Enrique sedang memasukkan perbekalan ke dalam ransel ketika Tae Joon kembali. Tae Joon nampak tak enak hati melihat Enrique. Enrique melihat pesan di ponselnya dan langsung meminjam kunci mobil Tae Joon. Ia lalu pergi tanpa membawa ranselnya.
Rupanya Dok Mi mengirimkan pesan pada Enrique kalau hari ini neneknya sakit dan ia harus pergi menjenguk. Dok Mi menutup tirainya rapat-rapat agar terkesan ia sedang pergi. Ia mendengar keributan di luar.
shot0561 shot0566
Itu suara Dong Hoon yang berusaha menghalangi petugas mengeluarkan barang-barangnya. Jin Rak beralasan ia menandatangani sewa jam 10 pagi, artinya ia masih memiliki waktu 2 jam lagi. Tapi sang petugas tak mau tahu dan hendak menerobos apartemen Jin Rak.
Dong Hoon dan Jin Rak berusaha menahan mereka. Dong Hoon menawari mereka makan jajangmyun mie kedelai hitam yang mirip yamien manis kalau di sini^^). Katanya tradisi orang pindahan adalah memakan jajangmyun. Jin Rak berbisik memangnya Dong Hoon mempunyai uang untuk membayar.
Dengan polos Dong Hoon berkata siapa yang makan ia yang bayar. Artinya jika si petugas makan maka si petugas yang bayar. LOL^^
Ryu keluar dari apartemennya dan bertanya ada apa. Aww…Ryu dikuncir hehehe :D
shot0570 shot0572
Enrique rupanya pergi ke apartemen Dok Mi. Ia sedang menunggu lift saat satpam datang. Rupanya satpam juga hendak naik lift. Enrique langsung memasang senyum lebarnya, sementara satpam bertampang sangar untuk mempertahankan kewibawaan. Keduanya naik lift.
shot0576 shot0577
Enrique bertanya satpam hendak pergi ke lantai berapa. Satpam juga hendak ke lantai 4 karena ada keributan di sana. Enrique nampak kaget. Satpam bertanya memangnya Enrique hendak ke apartemen berapa.
“402.”
“402? Kenapa?” tanya satpam kaget.
“Teman.”
“Teman? Nona 402 adalah temanmu? Teman?” tanya satpam tak percaya. Satpam ini seperti seorang ayah yang terkejut karena anak gadisnya tiba-tiba dicari seorang pria.
shot0582 shot0584
Perdebatan di lantai 4 masih berlangsung. Dong Hoon malu jika seluruh penghuni apartemen mendengar hal ini. Akhirnya ia membuka sepatunya. Ternyata ia menyembunyikan uang di dalam sepatu. Satu lembar 50 ribu won. Masih kurang.
Jin Rak menyuruh Dong Hoon melepas sebelah sepatunya lagi. Tidak ada lagi, seru Dong Hoon. Ia membuka sebelah sepatunya lagi dan mengacungkannya. Tidak ada uang.
Dok Mi mendengar keributan itu dari dalam apartemen dan mengerti situasinya. Ryu akhirnya meminjamkan uangnya asalkan Dong Hoon membayarnya kembali. Ia hanya memiliki 50 ribu won. Jadi masih kurang 20 ribu won lagi.
shot0590 shot0595
Dok Mi memeriksa dompetnya. Tepat seperti yang dibutuhkan. Jin Rak bersikeras Dong Hoon memiliki 20 ribu won, memangnya Dong Hoon gelandangan sampai uang 20 ribu won saja tidak punya.
“Siapa yang kau sebut gelandangan kalau kau juga sama-sama tidak punya 20 ribu won?!” protes Dong Hoon. Ia malah hendak meminjam 20 ribu won itu pada si petugas.
Dok Mi ragu untuk keluar.
Satpam dan Enrique datang. Jin Rak langsung bertanya mengapa dia (Enrique) datang ke sini. Satpam mengira dirinya yang dimaksud oleh Jin Rak. Ia berkata ia disuruh pemilik untuk membuka pintu apartemen Jin Rak. Ia harus melakukannya karena pekerjaannya dipertaruhkan.
shot0599 shot0605
Ahjumma genit ikut keluar dari apartemennya karena mendengar keributan. Enrique berusaha mencari jalan agar bisa sampai ke depan apartemen Dok Mi. Jin Rak berusaha membujuk satpam.
Tiba-tiba pintu apartemen Dok Mi terbuka sedikit. Semua menoleh. Kemunculan Dok Mi ini selalu dramatis sih, jadi aja pada noleh semua. Dok Mi mengulurkan 2 lembar uang 10 ribuan. Dong Hoon yang pertama kali bereaksi begitu melihat uang. Ia mengambil uang Dok Mi dan berkali-kali berterima kasih.
Enrique senang begitu melihat Dok Mi. Dok Mi malah langsung menutup pintunya begitu melihat Enrique. Tak lama terdengar ketukan di pintu. Jin Rak berkata ia akan segera mengembalikan uang Dok Mi secepatnya.
shot0612 shot0616
Giliran Enrique mengetuk pintu dan mengajak Dok Mi cepat pergi. Dok Mi kebingungan. Apalagi Enrique terus mengetuk pintu dan menyuruhnya cepat berangkat. Dok Mi menutupi telinganya.
Jin Rak memandangi Enrique. Enrique tersenyum polos. Jin Rak  tersenyum, yakin Dok Mi tidak akan membukakan pintu untuk Enrique apalagi pergi bersama.
shot0623shot0628
Di luar, Do Hwi dan ketiga temannya melihat-lihat gedung apartemen Dok Mi. Do Hwi memutuskan untuk menyewa tempat di sana. Ketiga temannya terus menertawakan Do Hwi. Do Hwi berang dan memperingatkan mereka untuk tidak mengikuti style-nya.
“Hei, kami kan membelinya darimu! Kau seharusnya tidak protes saat kami membeli pakaianmu dan memberimu bisnis,” protes trio bulu (abis tiga-tiganya pake mantel bulu. Ditambah Do Hwi jadi f4, fur four??).
shot0633 shot0641
Dok Mi terpaksa mengambil jaketnya. Ia merasa ini adalah hukuman untuknya karena telah berbohong mengenai neneknya.
Apartemen Jin Rak berhasil diselamatkan. Ia berkata siapapun yang mendekati apartemennya akan ia laporkan telah melanggar wilayahnya. Ia lalu menoleh pada Enrique yang masih mengetuk pintu Dok Mi.
“Dan pria yang membuat keributan di rumah orang lain, aku akan benar-benar melaporkanmu ke polisi,” ujarnya. Enrique sih cuek, sama sekali tak menyimak perkataan Jin Rak dan terus memanggili Dok Mi.
shot0647 shot0649
Ahjumma dan Ryu kembali ke apartemennya. Satpam dan para petugas turun ke bawah. Pintu apartemen Dok Mi terbuka. Jin Rak terkejut Dok Mi keluar.
“Apa yang membuatmu begitu lama?” keluh Enrique. “Mari kulihat. Baiklah, kau berpakaian cukup hangat. Mari kita pergi.”
Enrique menarik Dok Mi keluar lalu mendorongnya menuju lift. Jin Rak hanya melihat kepergian mereka. Tiba-tiba Enrique berbalik.
“Hyung (kakak), fighting!!” katanya pada Jin Rak.
shot0655 shot0658
Dok Mi masuk ke dalam mobil Tae Joon. Ia menempelkan keningnya ke kaca mobil dengan kesal.
“Aku telah sangat berhati-hati, bagaimana bisa aku terjebak dengan pria ini?” katanya dalam hati. “Darimana si brengsek ini berasal?” tanpa sadar ia bergumam.
“Heh? Apa yang kaukatakan?” tanya Enrique.
“Oh tidak ada,” jawab Dok Mi.
Enrique meminta Dok Mi memasukkan alamat neneknya ke GPS. Dok Mi meminta Enrique mengantarnya ke terminal bus saja, ia akan pergi sendiri. Enrique mengira Dok Mi sungkan merepotkannya, tapi jika seorang nenek sakit maka bukan waktunya untuk sungkan. Ia menyuruh Dok Mi memasukkan alamat neneknya. Dok Mi terpaksa mengetik di GPS itu.
shot0670 shot0675
Sementara itu Jin Rak berlari ke bawah (bahkan lift pun tidak cukup cepat baginya) dan berusaha mengejar mobil Enrique yang mulai melaju.
“Berhenti!!! Aku bilang berhentii!!!” teriaknya sekuat tenaga.
Enrique tiba-tiba menginjak pedal rem. Ia dan Dok Mi menoleh ke belakang.
shot0691 shot0701

Tidak ada komentar:

Posting Komentar