Kamis, 28 Maret 2013

Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 4 (Bagian 2)


shot0634
Jin Rak menginterogasi Do Hwi. Ia bertanya apakah Do Hwi benar-benar teman dekat Dok Mi. Do Hwi mengaku demikian. Ia pergi ke SD hingga SMA yang sama. Jin Rak masih tak percaya. Ia sudah 3 tahun tinggal di apartemen. Jika teman dekat, mengapa Do Hwi tak pernah bertemu dengan Dok Mi selama ini. Apa Do Hwi pernah menelepon atau mengirim sms?
Do Hwi beralasan ia pergi ke luar negeri dan saat ia kembali ia sibuk bekerja di mall hingga lelah fisik dan bantin. Ia tak sempat bertemu dengan teman-teman lamanya.
“Aku baru bertemu lagi dengannya kemarin, karena itu aku sangat senang. Tapi, kau bilang kau sudah tiga tahun tinggal di sini?” tanya Do Hwi penuh selidik. Jin Rak membenarkan.
shot0577 shot0579
Dok Mi dan Enrique telah selesai makan. Sebotol makgulli telah habis dan Enrique nampak sedikit mabuk. Dok Mi bertanya apakah Enrique mau pergi ke pantai lagi untuk menyegarkan diri setelah minum makgulli. Enrique bertanya apa Dok Mi ingin segera pulang hingga menyuruhnya menyegarkan diri.
“Kau begitu suka berada di rumah? Bukankah menyesakkan tinggal di dalam ruangan sepanjang waktu? Bukti keberadaan manusia di dunia adalah mereka mencuci muka saat bangun pagi dan sambil berjalan-jalan mereka memberikan aroma pada dunia ini. Apa kau pernah mendengar perkataan ini? Tapi mengapa kau menganggap pergi ke luar itu menakutkan? Atau kau tak suka cuci muka?”
Dok Mi awalnya diam saja tapi ia lalu menjawab, “Tidak menyesakkan. Aku menyukainya dan merasa damai di dalam tempat kecilku. Aku menyukainya.”
shot1046 shot1048
Do Hwi bertanya apakah Jin Rak pembuat manga. Jin Rak berkata hal itu tidak mudah. Do Hwi mengira yang dimaksud Jin Rak adalah tidak mudah membuat manga. Tapi Jin Rak malah membicarakan Dok Mi lagi.
Do Hwi bertanya apakah pekerjaan Jin Rak hanya membuat manga, tak ada yang lain? Jin Rak berkata jika ia mulai membuat webtoonnya maka tidak akan ada waktu yang cukup. Mungkin maksud Jin Rak adalah tidak ada waktu yang cukup untuk melihat Dok Mi.
“Webtoon? Jadi kau memiliki pekerjaan lain dan manga hanyalah sebuah hobi?” tanya Do Hwi penuh harap. Jin Rak menatapnya tanpa ekspresi. Do Hwi mencoba mengajak Jin Rak makan malam. Tapi Jin Rak menyuruh Do Hwi menelepon Dok Mi lagi.
Do Hwi tak tahan lagi dan hendak pergi kelluar. Jin Rak menahannya tapi saat ia hendak memanggil Do Hwi, lagi-lagi ia lupa namanya. Jin Rak berkata ia hendak menawari Do Hwi minum teh, jadi bagaimana jika Do Hwi mencoba menelepon Dok Mi kembali. Do Hwi mengangguk.
shot0600 shot0606
Enrique dan Dok Mi kembali ke pantai. Istana pasir Enrique masih berdiri. Enrique berlari-lari mengelilingi Dok Mi lalu mengelilingi istana pasirnya hingga terjatuh. Berikutnya ia melempari istana pasirnya dengan pasir. Aktif banget >,<
“Aku menarik perkataanku kemarin,” katanya pada Dok Mi. Ia merasa tidak tepat mengatakan kalau cinta berakhir maka semua telah selesai. Ia berkata berakhirnya cinta artinya bisa menyambut kesempatan berikutnya. Pada akhirnya semua akan menemukan jalannya.
Dok Mi hanya diam mendengarkan. Enrique kembali berlari-lari mengelilingi istana pasirnya.
“Ahjumma ahjumma ahjumma, sepertinya melihat laut telah membuka hatiku dan aku merasa lebih baik. Hatiku lebih terbuka.”
shot0620  shot0627
Dok Mi diam saja. Ia melihat ponselnya yang berdering. Enrique bertanya mengapa Dok Mi tak mengangkat ponsel. Ponselnya telah berdering seharian. Enrique pura-pura kaget melihat sesuatu lalu memencet tombol ponsel Dok Mi hingga Dok Mi terpaksa menjawab. Tentu saja itu Do Hwi.
Mendengar Do Hwi menyebut nama Dok Mi, ia segera duduk di dekat Do Hwi. Do Hwi bertanya Dok Mi berada di mana. Ia memberitahu kalau ia datang berkunjung dan itu adalah kejutan.
Dengan dingin Dok Mi berkata Do Hwi tidak tahu di mana tempat tinggalnya. Do Hwi menyebutkan alamat Dok Mi dengan tepat. Ia bertanya kapan Dok Mi akan pulang.
shot0648 shot0652
“Katakan padanya kau akan tetap di sini hingga ia pulang,” bisik Jin Rak pada Do Hwi. Do Hwi berkata pada Dok Mi kalau ia tak akan pulang sebelum Dok Mi kembali. Dok Mi berkata ia berada jauh dari rumah jadi Do Hwi jangan menunggunya. “Mari kita tetap saling tak mengenal,” ujar Dok Mi. Ia lalu menutup teleponnya.
shot0666 shot0675
Do Hwi tak menunjukkan reaksi apa-apa atas perkataan Dok Mi. Ia malah lebih bereaksi saat tahu Jin Rak duduk di sebelahnya. Ia memberitahu Jin Rak kalau Jin Rak pergi jauh dari rumah. Jin Rak terkejut.
“Apa itu artinya ia tidak akan pulang malam ini? Apa masuk akal dia tinggal semalaman di luar sana dalam dunia yang mengerikan ini? Telepon dia lagi dan tanyakan dia di mana. Aku mengenalnya karena selama beberapa tahun ini aku mengawasinya. Dia jelas bukan orang yang akan menginap semalaman di luar sana,” Jin Rak mengoceh panjang lebar.
Do Hwi berkata sebagai teman Dok Mi ia memilih Dok Mi yang memiliki alasan untuk tinggal semalaman di luar daripada Dok Mi yang tak pernah keluar selama bertahun-tahun. Hmmm…interesting…
“Omong kosong apa itu?!!” bentak Jin Rak. Do Hwi terlonjak kaget. Jin Rak tersadar dan meminta maaf karena bicara tanpa berpikir. Do Hwi tertawa pahit.
shot0682 shot0695
Jin Rak bertanya-tanya apakah Dok Mi sedang dalam bahaya. Do Hwi berkata kedengarannya tidak seperti itu. Ia lalu mulai mengeluarkan jurus-jurusnya lagi dengan pura-pura demam agar Jin Rak membuatkan teh untuknya.
“Ia bilang tak akan pulang semalaman…apa kau akan tetap menunggu di sini? Aku mau pergi,” kata Jin Rak. Mwahahahaha….ngga akan bosen liat Do Hwi kecele^^
shot0707 shot0722
Dong Hoon hendak membuka pintu apartemen saat seorang pria datang membawa surat pengadilan. Dong Hoon kaget, apa mereka dituntut karena kasus plagiat? Pria itu berkata hanya Oh Jae Won yang bisa menandatangani surat itu. Wait…Oh Jae Won? Orang yang dicari Do Hwi?
Dong Hoon berkata tidak ada orang yang bernama Oh Jae Won di apartemen ini. Tepat saat itu Jin Rak dan Do Hwi keluar. Dong Hoon kaget melihat keduanya dan berpikir Jin Rak sengaja menyuruhnya keluar agar bisa bertemu dengan Do Hwi. Jin Rak menegurnya, ia menjelaskan kalau Do Hwi mencari Dok Mi tapi Dok Mi tak di rumah. Ia lalu mempersilakan Do Hwi pergi.
“Apakah Anda Oh Jae Won?” tanya si petugas. Mendengar nama itu disebut, Do Hwi berhenti berjalan. Dong Hoon berkata tidak ada yang bernama seperti itu. Do Hwi sudah pergi saat tiba-tiba Jin Rak mengaku dia adalah Oh Jae Won.
shot0745 shot0746
Petugas itu ingin melihat KTP Jin Rak. Jin Rak menyerahkan KTPnya. Do Hwi ternyata belum pergi. Ia sengaja menahan pintunya hingga petugas itu datang. Saat petugas itu naik ke lift, ia bertanya apakah sudah memeriksa KTP Jin Rak. Petugas itu bengong melihat gadis sekeren Do Hwi tapi sikapnya mirip preman. Do Hwi dengan galak bertanya apakah orang itu Oh Jae Won. Dengan gugup petugas itu mengangguk. Do Hwi tersenyum puas.
shot0752 shot0764
Jin Rak membuka surat itu. Dong Hoon agak kesal Jin Rak selama ini membohonginya. Ia pikir Jin Rak memalsukan nama aslinya agar tidak tertangkap saat dituduh melakukan plagiat. Bukankah ia berhak mengetahui nama Jin Rak yang sebenarnya?
Jin Rak menunjukkan surat pengadilan itu pada Dong Hoon. Ternyata itu surat ganti nama yang telah disetujui pengadilan. Sekarang namanya benar-benar Oh Jin Rak.
Dong Hoon membaca surat itu. Ia bertanya mengapa Jin Rak mengubah namanya. Jin Rak berkata ia bukan penjahat jadi Dong Hoon tak perlu takut. Meski Dong Hoon sangat penasaran, ia tidak boleh bertanya apapun soal ini. Dong Hoon menutup mulutnya rapat-rapat. Tapi ia pasti masih penasaran…..aku juga >,<
shot0776 shot0782
Hari sudah malam ketika Dok Mi dan Enrique keluar dari warung nenek. Nenek berkata ia selalu mendapati pasangan anak muda seperti keduanya dan ia selalu menjawab dengan jawaban yang sama: tidak ada lagi bis ke Seoul jadi mereka harus menginap.
Enrique berkata jika Dok Mi berkeras maka tak ada pilihan kecuali mengendarai dalam keadaan mabuk. Hanya saja ia bukan ornag yang boleh mendapat masalah dalam media (seleb gitu lho^^). Jadi mereka harus menunggu beberapa jam lagi. Nenek memiliki jalan keluarnya: ada kamar yang bisa disewakan.
shot0786 shot0791
Setelah demo hari ini, Jin Rak tak langsung kembali ke apartemen tapi melihat ke atas, ke apartemen Dok Mi. Ia menegur Dong Hoon yang tidak mematikan lampu sebelum pergi. Apakah Dong Hoon tidak membaca tips hemat Dok Mi?
Bagian yang Dong Hoon ingat hanya bagian kencing. Jin Rak mengomelinya dan menendang kakinya, bagaimana bisa hanya bagian itu yang Dong Hoon ingat. “Dasar jorok,” omelnya. Poor Dong Hoon >,<
shot0805 shot0812
Nenek mengantar Dok Mi dan Enrique ke kamar yang ia sewakan. Ia berkata setidaknya kamar itu lebih baik daripada kedinginan di dalam mobil. Hal seperti ini selalu terjadi pada malam tahun baru.
“Benarkah? Aneh sekali, tempat ini tidak mudah ditemukan,” kata Enrique.
“Para roh yang menarik kalian,” kata Nenek itu pelan.
Dok Mi langsung menoleh ke kiri dan ke kanan. Enrique diam mematung mendengar perkataan nenek tadi. Hiiiiy^^
shot0817 shot0821
Jin Rak mencari di internet “apa alasan seorang gadis menginap di luar rumah?”.
Jawabannya: ‘mungkin dia melarikan diri dari cintamu?’ ’mungkin ia ingin menjadi pertapa’ ’dia tak menyukaimu’ ’dia ingin melarikan diri darimu’ ‘dia menipumu!’. Jin Rak kesal membacanya. Memangnya di dunia ini tidap ada lagi yang suka dengan kejujuran? Dong Hoon dan Ryu prihatin melihatnya.
shot0828 shot0832
Dong Hoon bertanya mengapa Jin Rak bersikap seperti ini, wanita memang cenderung histeris dan suka mengoceh. Ia menyarankan agar Jin Rak makan lebih dulu. Jin Rak terpaksa menurut.
Dong Hoon menyarankan agar Jin Rak mencoba berkencan. Ia dengar Jin Rak belum pernah mencium seorang gadis sekalipun. Ia berkata tipe Do Hwi lebih mendekati tipenya tapi Do Hwi jelas menyukai Jin Rak.
“Matanya langsung bersinar saat melihatmu. Standarnya mengenai pria cukup rendah.”
“Jika dia tipemu, mengapa kau tak mengejarnya? Kudengar ia pindah ke apartemen kita.”
Dong Hoon bertanya kalau begitu apa tipe gadis yang disukai Jin Rak.
shot0836 shot0837
Dok Mi dan Enrique menghangatkan diri di dekat tungku. Enrique bertanya apa Dok Mi tidak suka dipanggil ‘ahjumma’. Dok Mi berkata ia tidak terlalu memikirkannya. Enrique bertanya apa pekerjaan Dok Mi. Dok Mi menjawab ia seorang editor, yang mengedit buku sebelum diterbitkan.
“Wah, kalau begitu kau tahu banyak kata-kata sulit.”
“Tidak juga, kadang-kadang aku menggunakan kamus.”
“Benarkah? Aku pintar berbicara tapi aku tidak pandai menulis,” kata Enrique.
Dok Mi hendak meminta maaf lagi, gara-gara kebohongannya maka mereka terjebak di sana. Enrique berkata ia juga berbohong jadi Dok Mi tak perlu meminta maaf. Mereka telah berbohong satu sama lain.
shot0854 shot0859
“Kau bohong apa? Dan mengapa kau berbohong? Aku sudah memberitahumu alasanku berbohong,” kata Dok Mi.
“Go Dok Mi-sshi (ini pertama kalinya Enrique memanggil Dok Mi dengan nama, biasanya dengan sebutan ‘ahjumma’), mengapa kau meninggalkan bangunan yang hangat untuk duduk di bangku taman, gemetar kedinginan sendirian?” Enrique balik bertanya. “Daripada bertemu dengan orang, kau memilih mati beku? Apa kau begitu takut dengan orang? Saat melihatmu tidur di mobil, aku sadar aku tidak ingin mengantarmu pulang. Karena jika aku melakukannya, tanpa ragu lagi kau akan kembali bersembunyi. Jika kau begitu takut dengan orang, mengapa kau tak mencoba mendekati dunia terlebih dulu? Aku yakin jika kau melakukannya, kau akan menemukan kalau kau mampu berdiri di tengah mereka. Sampai aku kembali ke Spanyol, aku akan membawamu berkeliling dan memperlihatkan padamu dunia ini.”
Dok Mi diam saja selama mendengar perkataan Enrique. Lalu ia meminta Enrique membantunya dalam satu hal. Enrique berkata ia akan mengabulkan apapun permintaan Dok Mi.
“Setelah kita kembali ke Seoul. Bisakah kau tak mengenalku lagi? Walau kita tak sengaja bertemu lagi, bisakah kau berjalan tanpa mengenaliku?” tanya Dok Mi.
Enrique tertegun sesaat. Ia berkata apakah tidak terlalu kejam Dok Mi bersikap seperti itu saat tahu bagaimana keadaannya. Dan lagi mereka sudah sangat saling mengenal.
“Karena kau terlalu mengenalku, aku merasa tak nyaman. Itulah sebabnya aku tak menyukainya.” Ouchh…
“Apakah itu mungkin? Bagaimana bisa kita tidak saling mengenali padahal kita sudah saling mengenal? Bukankah itu artinya pengecut?”
“Jangan berbicara seakan kau mengenalku padahal kau baru mengenalku beberapa hari. Kau tidak tahu siapa aku. Aku tahu kita tidak akan bertemu lagi, kalaupun iya, abaikan saja aku.”
Enrique cemberut. Ia tak mengira Dok Mi bisa berbicara sekejam itu padanya. Dok Mi juga mengetahui banyak hal tentangnya, lalu apakah ia juga harus merasa tak nyaman dengan kehadiran Dok Mi?
“Baiklah, kalau begitu daripada mengatakan kita tak kenal satu sama lain, anggap saja kita tidak pernah bertemu, bagaimana?” Enrique bangkit berdiri dan pergi.
shot0885 shot0887
“Seorang wanita yang tahu untuk mengalah. Seorang wanita yang bisa mengucapkan maaf terlebih dulu. Dan wanita yang tidak serakah. Wanita yang jujur walau tak ada seorangpun yang melihat,” kata Jin Rak.
“Omong kosong apa ini? Apa tipemu pemenang hadiah Nobel?”
“Wanita seperti itu memang ada. Apa yang diketahui pemuda sepertimu?”
“Apanya yang aku tidak tahu? Wanita seperti 402? Hyung, jangan-jangan kau benar-benar menyukai wanita itu?” tanya Dong Hoon tak percaya. Jin Rak tak menjawab tapi pandangan matanya menjawab segalanya.
shot0902 shot0904
Enrique duduk di mobilnya, memandangi foto-foto Dok Mi di kameranya. Ia menghela nafas lalu tersenyum. Entah mengapa aku merasa senyumnya agak dipaksakan.
“Apa yang sebenarnya? Katakan sejujurnya. Saat seseorang menanyakan hal itu padanya, ia selalu menutup mulutnya rapat-rapat. Kebenaran adalah sesuatu seperti sepotong permen atau coklat saat bungkusnya dibuka. Sama seperti kulit dibutuhnkan untuk melindungi daging dan darah di bawahnya, sebuah kebohongan diperlukan untuk menutupi kebenaran. Daripada tetap jujur dan memperlihatkan seluruh lukanya, memasang senyum cerah di wajahnya dan berbohong….terasa lebih aman baginya,” ketik Dok Mi di ponselnya.
shot0910 shot0919
Tiba-tiba lampu di kamar itu padam lalu menyala kembali. Padam…nyala…padam…nyala…. Dok Mi mulai ketakutan. Ia teringat perkataan si nenek mengenai para roh yang menarik mereka ke tempat ini. Serta merta Dok Mi menjerit sekeras-kerasnya.
shot0932 shot0943
Enrique terbangun mendengar jeritan Dok Mi. Ia langsung berlari menuju kamar. Ia membuka pintu, menabrak Dok Mi yang sedang berlari keluar. Saat lampu menyala, keduanya kaget karena mereka berada di lantai dengan bibir bersentuhan. Accidental kiss :D
shot0949 shot0985

Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 4 (Bagian 1)


shot0233
Apakah Enrique menekan rem karena Jin Rak? Bukan, rupanya ada seorang pengendara sepeda mendadak melintas di depan mobilnya. Refleks ia mengulurkan tangan ke arah Dok Mi untuk mencegah Dok Mi terlonjak ke depan. Sementara itu Jin Rak terbatuk-batuk karena terlalu keras berteriak.
shot0003 shot0004
Menyadari tangan Enrique berada di depan dadanya, Dok Mi melirik Enrique. Enrique buru-buru menurunkan tangannya dan menjalankan mobilnya kembali.
shot0008 shot0013
Dong Hoon menghampiri Jin Rak dan dengan khawatir menepuk- nepuk punggungnya. Ia pikir para petugas benar-benar memindahkan barang-barang mereka. Ia meminta Jin Rak jangan khawatir, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Webtoon mereka pasti sukses. Fighting!!
“Aku yang pertama. Aku yang pertama kali mengenalnya,” kata Jin Rak terengah-engah. “Memangnya siapa dia?!! Mengapa semuanya berjalan mudah bagi si brengsek itu?!” serunya pada Dong Hoon. Dong Hoon terkejut. Jin Rak menyadari ia telah berteriak pada Dong Hoon dan sesaat merasa tak enak hati.
shot0024 shot0031
Enrique mengendarai mobil dengan wajah sumringah sementara Dok Mi terlihat putus asa.
Setelah kembali ke apartemen mereka, barulah Dong Hoon bertanya mengapa Jin Rak tadi sangat marah. Ia pikir ia akan mendapat malu sepanjang perjalanan pulan. Ia bertanya apa masalahnya. Jin Rak duduk membisu dengan wajah kesal.
“Apakah Enrique penyebabnya? Mengenai Zombie Soccer? Tapi memang dia lebih dulu membuatnya, tak mungkin dia mengeluarkan karakter itu hanya dalam waktu 1-2 bulan.”
“Jangan bicarakan aku dan Enrique dalam satu kalimat.”
Dong Hoon yang tidak tahu menahu permasalahannya malah menyiram api pada minyak yang sudah panas. Ia bertanya-tanya apa Dok Mi dan Enrique benar-benar berpacaran.
“Diam,” sergah Jin Rak galak. Dong Hoon langsung terdiam. Duh ni orang kadang pengamat yang baik tapi kadang clueless >,<
shot0054 shot0065
Akhirnya Dok Mi mengumpulkan keberaniannya dan menyuruh Enrique menghentikan mobilnya. Apapun alasannya tidak benar jika mereka pergi bersama.
“Nenekmu sedang dalam bahaya. Mengapa berkata seperti itu?”
“Apa aku bilang nenek dalam bahaya?” tanya Dok Mi bingung. “Rasanya aku tidak berkata seperti itu.”
“Selalu berbahaya jika yang sakit orang lanjut usia. Kita harus baik pada mereka dan memperlakukan mereka dengan baik. Waktu tidak menunggu siapapun,” kata Enrique.
Dok Mi terdiam. Ia lalu mendapat ide. Ia berkata ia hanya membawa ponsel, lupa membawa uang dan dompetnya (padahal dompetnya juga kosong). Ia menyarankan untuk kembali. Tapi Enrique berkata Dok Mi boleh menggunakan uangnya. Mereka sedang bergegas, jadi untuk apa kembali. Pokoknya nonstop hingga ke tujuan.
Dok Mi speechless.
shot0078 shot0080
Dong Hoon bertanya apakah Jin Rak tadi benar-benar marah padanya. “Ada apa denganmu akhir-akhir ini? Walau aku tahu kau memang sering mengumpat tapi kau tak pernah benar-benar berteriak marah padaku seperti tadi. Itulah sebabnya dunia sudah miring. Saat semua hal tak berjalan baik dan ada masalah keuangan, orang-orang jadi dipenuhi kemarahan,” katanya berusaha menghibur.
Jin Rak menatap Dong Hoon karena mengoceh tiada henti. Untungnya kali ini Dong Hoon sadar dan pergi meninggalkan Jin Rak sendirian.
shot0082 shot0086
Do Hwi dan trio bulu memeriksa kotak pos penghuni para apartemen itu. Ia mencari seseorang bernama Oh Jae Won (sepertinya ini nama orang yang dicari Do Hwi sebelumnya hingga ia muncul di apartemen ini). Bukannya menemukan Oh Jae Won, Do Hwi malah menemukan surat yang ditujukan pada Dok Mi.
Ia kesal saat menyadari Dok Mi telah berbohong padanya. Dok Mi memang tinggal di apartemen ini.
shot0096 shot0102
Dong Hoon melangkah keluar dari lift dan bersiul melihat empat wanita berdiri di hadapannya. Do Hwi langsung memasang gaya anggun.
Dong Hoon mengenali Do Hwi. Do Hwi juga, ia membungkuk dan berterima kasih dengan sangat sopan. Trio bulu langsung ingin muntah melihatnya.
shot0110 shot0112
Dong Hoon bertanya ada apa Do Hwi datang ke sini. Do Hwi mengaku temannya tinggal di apartemen 402. Dong Hoon berkata apartemennya nomor 401 dan menganggap itu sebuah takdir. Dok Mi menunduk malu. Sementara trio bulu berseru genit mendengar kata-kata manis Dong Hoon yang mereka anggap keren. Tatapan mata Do Hwi dengan segera membungkam mereka.
“Kalau begitu pria yang semalam…omo, aku bahkan belum mengetahui namamu. Aku Cha Do Hwi,” Do Hwi memonyongkan bibirnya seperti bersiul.
“Aku Yoon Dong Hoon,” balas Dong Hoon memonyongkan bibirnya.
Do Hwi menatap Dong Hoon penuh arti. Akhirnya Dong Hoon mengerti dan memberitahu nama Jin Rak. Oh Jin Rak. Do Hwi tertegun.
Satpam muncul dengan pakaian formal, lengkap dengan sarung tangan hitam. Kok kaya mafia >,< Dong Hoon bertanya mengapa satpam berdandan seperti ini. Satpam berkata ia adalah kupu-kupu di padang bunga (sambil melirik trio bulu).
shot0133 shot0135
“Aku baru saja mendapat telepon saat di toilet. Nenekku sudah membaik dan sekarang pergi ke spa,” kata Dok Mi. Ia tidak sedang berbicara dengan Enrique, melainkan sedang melatih kebohongan selanjutnya agar Enrique tidak berkeras mengantarnya ke rumah nenek (btw, nenek Dok Mi belum tentu masih ada juga kan?).
Saat Dok Mi sedang memikirkan kata-kata apa yang hendak ia sampaikan pada Enrique, ia mendengar seorang gadis menelepon pacarnya dan mengaku sedang berada di perpustakaan belajar seharian. Dok Mi kaget. Wong mereka lagi di tempat peristirahatan dan gadis itu jelas bukan sedang belajar.
Gadis itu merayu pacarnya dengan kata-kata yang kemanisan. “Setiap kali aku melihat wajah oppa, aku merasa tak memerlukan apapun lagi di dunia ini…” Uhuk…uhuk…Dok Mi sampai bengong melihatnya.
shot0149 shot0155
Lebih speechless lagi ketika gadis itu menelepon pacar berikutnya dan mengaku sedang bersama orangtuanya. Padahal tak lama kemudian seorang pemuda menemui gadis itu. Pemuda itu panik karena si gadis lama banget di toilet. Ia bertanya siapa yang barusan ditelepon gadis itu. dan gadis itu pun melancarkan rayuan mautnya, “Setiap saat aku melihat wajah oppa, aku merasa tak memerlukan apapun lagi di dunia ini…Hanya oppa yang kuperlukan. Itulah yang kupikirkan setiap kali melihat oppa.” Hueekks…
shot0164 shot0166
Tapi Dok Mi merasa ia juga pembohong seperti gadis itu. Karena itu ketika Enrique menghampirinya dan hendak mengakui sesuatu, Dok Mi buru-buru mengaku duluan.
“Nenekku baik-baik saja (berarti masih hidup dong^^). Aku berbohong padamu karena aku tidak ingin pergi. Sekali aku berbohong, kebohongan itu semakin besar,” ujar Dok Mi sambil memejamkan matanya. “Aku minta maaf.”
Enrique menatap Dok Mi dengan sedih. Dok Mi berkata Enrique berhak marah. Enrique boleh marah hingga merasa lebih baik. Dok Mi lagi-lagi minta maaf.
“Kalau begitu kita bisa kembali,” kata Enrique, tak nampak marah sama sekali (atau ia tak tahan dengan permintaan maaf Dok Mi?). “Aku juga memiliki pengakuan. Aku begitu gugup membaca sms bohongmu tentang nenekmu yang sakit hingga aku keluar begitu saja dengan kunci mobil. Aku tak membawa uang sepeserpun. Aku merasa lapar dan mobilnya juga lapar. Apa yang harus kita lakukan?”
“Aku minta maaf. Ini semua salahku.”
“Jika kau minta maaf sekali lagi kurasa aku benar-benar akan marah.”
shot0176 shot0180
Dok Mi menunduk, tak enak hati. Enrique tersenyum dan berkata bagaimana jika mereka menyelesaikan masalah mereka sekarang.
Dok Mi melihat Enrique menyapa para gadis. Enrique bertanya pada para gadis itu apakah mereka mempunyai pacar. Para gadis itu menjawab tidak. Enrique berjanji akan memperkenalkan para gadis itu dengan teman-temannya jika mereka memberinya 10 ribu won.
Dok Mi malu melihatnya, tapi Enrique ternyata berhasil. Ia mendapat uang setelah berfoto dengan para gadis itu. Sikap riang Enrique membuatnya mudah disukai orang-orang dan mereka mau memberikan uang untuk Enrique. Dok Mi mau tak mau tersenyum juga.
shot0202 shot0213
Apalagi ketika ia melihat Enrique bercanda dengan seorang anak kecil, Dok Mi nampak tersentuh dan melihat Enrique dengan pandangan lain. Saat mata mereka bertemu, Dok Mi buru-buru mengalihkan pandangannya dan menunduk malu.
 shot0243 shot0246
Hanya saja sesuatu hal membangkitkan kenangan buruk Dok Mi. Seorang siswi tak sengaja menyenggol Dok Mi. Lalu serombongan siswi menerobos masuk sambil mengomel Dok Mi telah menghalangi jalan mereka. Mereka menyuruh Dok Mi minggir dan menatap Dok Mi dengan pandangan sebal.
shot0252 shot0255
Kilas balik:
Dok Mi dikepung teman-teman sekolahnya. Miris deh nyebut mereka teman >,< Tampaknya mereka marah karena mengira Dok Mi telah mendorong Do Hwi dengan sengaja, lalu mereka ramai-ramai menyalahkan Dok Mi. Sementara itu Do Hwi diam-diam tersenyum. (mulai tak suka dengan wanita satu ini >,<)
shot0257 shot0258
Enrique menemukan Dok Mi duduk sendirian di luar. Ia melihat Dok Mi sangat murung dan bertanya apakah Dok Mi baik-baik saja. Dok Mi berkata ia baik-baik saja lalu mengajak Enrique pergi. Enrique melihat Dok Mi sepertinya tidak dalam keadaan baik dan mengajaknya makan sesuatu yang hangat dan menghangatkan diri terlebih dulu.
“Kubilang aku ingin pulang! Sekarang!” Dok Mi setengah berteriak. Enrique tertegun melihat “ledakan” Dok Mi sementara Dok Mi gemetar menahan kekalutannya.
shot0266 shot0274
Dong Hoon menanyakan pendapat Jin Rak mengenai gambarnya. Ia menanyakannya melalui chatting. Jin Rak menjawab ia tak suka dan menyuruh Dong Hoon menggambar lagi. Padahal setelah Jin Rak melihat gambar Dong Hoon, ia bertanya-tanya mengapa Dong Hoon bisa menggambar sebagus ini. Dong Hoon kan kerjanya bermain terus semalaman.
 shot0285 shot0288
Suasana hati Jin Rak jelas belum membaik. Tapi ketika ia melihat catatan Dok Mi mengenai tips menghemat biaya perawatan, ia tersenyum lembut. “Tulisannya pun sangat cocok dengannya,” gumamnya.
shot0296 shot0300
Enrique dan Dok Mi naik ke mobil. Dok Mi meminta maaf karena bersikeras pulang padahal Enrique lapar.
“Bisakah kau berhenti meminta maaf?” tanya Enrique.
Ia lalu memasangkan safety belt pada Dok Mi. Dok Mi jengah karena wajah Enrique sangat dekat dengannya. Lalu Enrique memiringkan jok mobil agar Dok Mi bisa tidur. Ia sendiri nampak cuek dengan kedekatannya pada Dok Mi. Mungkin karena ia besar di luar negeri, ia lebih bersikap bebas dari orang Korea umumnya. Tapi yang pasti sikapnya penuh perhatian. He’s a gentleman ;)
shot0317 shot0320
Dok Mi tertidur. Tapi dalam tidurnya pun ia terlihat tegang. Jari-jarinya saling bertaut dengan kencang dan dahinya berkerut. Enrique melihatnya. Ia teringat “ledakan” Dok Mi saat berkeras pulang tadi, tatapan Dok Mi ketika ia mneyebutnya penjaga gawang, juga Dok Mi yang gemetar sebelum pingsan. Enrique berpikir sejenak lalu membelokkan arah mobilnya.
shot0329shot0330
Jin Rak membuka pintu. Do Hwi menoleh dengan gaya dibuat-buat. Jin Rak menatapnya dengan tatapan “makhluk apa ini?”
“Omo, aku memencet bel yang salah,” Do Hwi pura-pura terkejut. “Ini 401? Aku minta maaf.”
Jin Rak langsung menutup pintunya. Do Hwi buru-buru mengulurkan kakinya dan berteriak kesakitan karena terjepit pintu. Jin Rak bertanya apakah Do Hwi tak apa-apa.
shot0342 shot0343
Do Hwi berkata ia tidak apa-apa. Ia bertanya apakah mereka pernah bertemu. “Aku ingat! Kau membantuku semalam, saat hak sepatuku patah,” kata Do Hwi genit. Ahjumma genit aja kalah genitnya sama Do Hwi…parah banget ~,~
Jin Rak bengong. “Apa kau tak ingat?” tanya Do Hwi. “Aaaahhh, ya.” Jawab Jin Rak singkat. Hehe…bakalan cape nih si Do Hwi…3 kalimat dibalas 1 kata XD
Do Hwi tak punya alasan lagi untuk berlama-lama bicara dengan Jin Rak. Ia berkata akan ke apartemen 402 dan berbalik pergi. Mendengar nomor apartemen Dok Mi, Jin Rak langsung menahan Do Hwi. Do Hwi girang bukan main.
Jin Rak terlalu kencang menarik Do Hwi hingga Do Hwi jatuh ke pelukannya…errr gaya gone with the wind gitu deh^^ Do Hwi memonyongkan mulutnya. Sedangkan Jin Rak? Lihat saja sendiri :
shot0380 shot0382
Jin Rak buru-buru melepas Do Hwi. Do Hwi masih saja memonyongkan mulutnya. Jin Rak bertanya apakah Do Hwi datang untuk mencari 402. Do Hwi tersadar dari angan-angannya dan mengiyakan.
Dok Mi bangun dari tidurnya dan melihat sekelilingnya dengan heran. Kalau ada yang dejavu dengan Nice Guy, jangan berharap melihat Maru duduk dengan keren di tembok ya^^ yang ada adalah:
 shot0574
Enrique menatapnya dan tersenyum polos. Ia meminta maaf, sepertinya ia salah memasukkan alamat dalam GPS. Dok Mi terpana tak mampu berkata-kata.
“Bagaimana bisa dalam dunia yang luas ini, kau dan aku tersesat ke sini. Rasanya seperti hanya ada kita berdua yang tinggal dalam dunia ini,” kata Enrique.
Rupanya mereka berhenti di pantai. Mata Dok Mi berkaca-kaca melihat pantai yang indah dan lautan yang luas seakan tak bertepi. Ia turun dari mobil dan berjalan menuju pantai.
Enrique bertanya-tanya mengapa Dok Mi tak mengucapkan sepatah katapun. Ia merasa sikap Dok Mi seperti seseorang yang baru melihat laut untuk pertama kalinya. Maybe she is…
shot0405 shot0413
Enrique berlari menghampiri Dok Mi. Melihat Dok Mi begitu terpesona dan terharu melihat pemandangan di depannya, Enrique tak tega mengganggunya. Perhatiannya segera teralihkan pada mainan pembuat istana pasir.
Dok Mi lama berdiri memandangi lautan. Saat ia menoleh, ia melihat Enrique sibuk membuat istana pasir. Ia melihat-lihat ketika istana pasir itu sudah jadi. Wah besar banget istananya^^
shot0423 shot0429
Enrique hendak memfoto Dok Mi bersama istana pasirnya. Saking bersemangatnya, tanpa sadar ia terus berjalan mundur mendekati air. Dok Mi hendak memperingatkannya, tapi terlambat…Enrique terjatuh ke air. Brrr…padahal lagi dingin banget tuh.
shot0437 shot0443
Sementara itu Do Hwi diminta Jin Rak menelepon Dok Mi. Do Hwi berkata Dok Mi tak mengangkat teleponnya. Jin Rak berkata Do Hwi menutup telepon terlalu cepat. Mungkin saja Dok Mi belum sempat mengangkat teleponnya, atau mungkin teleponnya belum sempat berdering.
“Sudah berdering 3 kali,” kata Do Hwi kesal. Ia berkata ia berharap dapat memberi kejutan pada Dok Mi jadi ia tak meneleponnya sebelum datang. Jin Rak menanyakan lagi nama Do Hwi.
shot0449 shot0451
Enrigue dan Dok Mi pergi ke warung terdekat. Enrique menyapa kakek pemilik warung dan bertanya apakah ada toko besar di dekat sini. Enrique mengkhawatirkan kameranya yang jatuh ke air. Tapi Dok Mi justru mnegkhawatirkan Enrique. Sepatu Enrique basah, bisa-bisa kakinya membeku. Enrique tersenyum dan menghentak-hentakkan kakinya, ia berkata ia tidak apa-apa.
Enrique hendak meminjam handuk pada si kakek. Pengering rambut lebih bagus lagi. Kakek itu menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak menjawab. Enrique pikir kakek itu tak mengerti bahasa inggris atau tuli.
Dok Mi mengamati kakek itu dengan teliti. Ia tersadar lalu berbisik pada Enrique, “Nenek. Ia seorang nenek.”
shot0467 shot0474
“Ah nenek! Nenek cantik sekali! Dengan topi dan sebagainya…” LOL^^
“Aku punya pengering dan handuk. Aku punya keduanya. Kamera itu juga bisa dikeringkan jika tidak terendam, jadi jangan khawatir. Tapi kau mungkin harus makan dulu. Itu keharusan di sini,” kata Nenek.
Enrique muncul dengan celana ahjumma dan kaus kaki pink. Lalu ia bergaya bak model. Dok Mi mau tak mau tersenyum geli.
“Kau senyum…kau senyum,” kata Enrique senang, “Wah, pakaian ini nyaman sekali.”
shot0498 shot0502
Dok Mi memasang wajah serius lagi. Enrique mengambil kimchi dan memakannya. Dok Mi menyadari ia pun lapar. Enrique memperhatikannya dengan serius. Dok Mi makan kimchi dengan…..ubi rebus. Hmmm..ini kebiasaan di sanakah? Ubi manis sama kimchi yang pedes asem kok nyambung ya? Kaya nano-nano..rame rasanya.
Enrique mengikuti cara makan Dok Mi. Ia sampai terharu karena rasanya sangat enak. Dok Mi bersikap cuek sampai ia melihat Enrique membuka makguli (arak beras). Ia melarang Enrique minum karena Enrique harus mengemudi. Enrique mengangguk pasrah.
“Oh!” katanya terkejut. Saat Dok Mi menoleh, ia cepat-cepat menuangkan makguli dan meminumnya. Dok Mi memandangnya seperti seorang ibu yang baru saja memergoki anaknya berbuat nakal. Senyum di wajah Enrique menghilang.
shot0532 shot0538
Dok Mi mengambil botol itu dari meja. Tapi melihat wajah Enrique yang sedih, ia jadi tak tega dan menaruh kembali botol itu di meja. They’re so cute^^
shot0542 shot0543
“Kilatan di matamu itu….sepertinya kau sedang mengasihaniku saat ini,” ujar Enrique. Dok Mi tak menjawab. Enrique kembali menuang makguli dan meminumnya.
“Ahjumma, walau Tae Joon nampak sempurna dari luar, tapi sebenarnya dia tak sesempurna yang terlihat. Contohnya, dia agak pelit. Cinta tak berbalasmu tidaklah sesempurna itu. dia hanya orang biasa.”
“Berhentilah menyebut cinta tak berbalas. Aku menganggapnya sebagai perasaan yang aku mulai sendiri dan aku sendiri yang mengakhirinya. Rahasia yang tak diketahui siapapun. Sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan cinta pertamamu,” kata Dok Mi.
Enrique berkata perasaan Dok Mi tidak serahasia itu, buktinya ia bisa mengetahuinya. Dok Mi bertanya bagaimana Enrique bisa tahu.
“Karena sama. Caraku melihat Seo Young dan caramu melihat Tae Joon sangat mirip. Karena itu aku tahu.”
Dok Mi terdiam. Enrique berkata hal seperti ini tidak bisa disembunyikan hanya karena Dok Mi menginginkannya.
shot0570 shot0572