“Wahhh…semua rata dengan tanah.”Anak
anak TK Ceria.Mereka menampakkan ekspresi yang bagus sesuai arahan para awak televisi
yang meliput kegiatan mereka.
“Beberapa belas tahun yang lalu
disini berdiri sebuah sekolah akademi musik.Tepatnya sekolah itu hancur karena
gempa dengan kekuatan yang mencapai 8 sekala ricther .”Ulas bu guru menjelaskan
pada anak anak yang berkunjung kesekolah itu.
“Lalu apakah sejak saat itu tak
ada yang tinggal di tempat ini lagi bu?”Ujar salah satu anak.
“Hampir selulruh kota kecil ini
hancur.Dan semua yang selamat memilih meninggalkan kota yang banyak menyimpan
kenangan bagi mereka.Mungkin mereka tak mau bersedih terlalu lama.”Jelas buguru.
Tampak sekali bahwa bangunan ini
sangat luas.Tapi semua menjadi satu dengan tanah.Puing puing masih terjaga dari
jamahan tangan tangan nakal.Rombongan itu berjalan menyusuri puing puing yang
tersusun serak di tanah.
“Bu guru itu apa?”.Ujar bocah
manis berkepang dua.
“Itu mungkin sebuah piano yang
tertimpa reruntuhan”.
“Bolehkah kita melihatnya?”.
“Baiklah.”
Beberapa anak segera berkumpul
untuk melihat piano tua itu.Begitu klasik,warna yang indah dengan tuts yang
terlihat sempurna tanpa cacat.Piano.Para awak membantu menyingkirkan reruntuhan
yang menimpa piano tersebut.Dan membenarkan posisinya.
“Wahh…(Decap kagum anak anak
itu).”
Hebat!Pululan tahun pun tak
sanggup membuat piano itu rusak.Tak sedikitpun nada yang hilang dari piano
itu.Bahkan setelah sekian lama tak ada yang memainkan lagi tuts tuts itu.Ada
yang tersangkut di sela sela ketukannya.Buguru itu lalu mengambil beberapa
helai kertas yang tersangkut di balik piano itu.Di bacanya satu persatu.Sungguh
kisah yang indah,juga melodi yang lembut.
*
“Kau sedang apa?”Ujar Michio.
“Ingin menciptakan satu lagu.”Ujar
Joey.
“Sungguh.Ingin menjadi pemusik
sejatikah?.”
“Tentu.”
Lorong lorong waktu terasa
melambat saat virus itu membisikkan cinta pada insan yang menyapanya.Petikan
senar,sentuhan tuts tuts,gesekan violin damaikan jiwa pendengarnya.Bisikan peri
peri kecil dengan panah mungil ramaikan suasana hati yang merah muda.
*
“Tolong tinggikan sedikit volume
TV itu.”Ujar seorang nenek pada perawatnya disebuah panti jompo.
“Baiklah nek.Apakah sudah cukup?.”
“Ya.”
Anak laki laki itu memainkan
sebuah lagu yang tertulis dalam helai kertas lusuh itu.Begitu indah,sangat
bagus dan datangkan damai bagi pendengarnya.Bait demi bait tanggga nada itu
dimainkan dengan baik.Oh sunggguh,sangat indah.
… … … …(Alunan melodi piano)
Prok…prok…prok…
Tepukan tangan itu mengakhiri pertunjukan
salah satu murid laki laki diakademi musik itu.Para hadirin berdiri memberikan
penghargaan.Tampak wajahnya penuh dengan rona bahagia.
“Pertunjukanmu bagus.”
“Terimakasih.Lagu itu lagu yang
kutulis untukmu.”
“Benarkah?.”
“Sungguh.Kau suka?.”
“Ya.Aku suka.”
Berapa lama lagi waktu akan
tetap seperti ini.Sangat ingin seperti ini seterusnya.Sungguh.Detik yang
berjalan slalu sangat indah.Seindah kedipan bintang,selembut senyum terbaik
miliknya.
*
(Alunan piano)
Dari kejauhan seseorang
memandang lekat wajah pemuda pemain piano itu.
’Wajahnya begitu damai dalam nada itu.Tak terpancar pedih walau disela senyum terdapat isak hati.Ingin saling melengkapi.Bagai tuts tuts itu.’
’Wajahnya begitu damai dalam nada itu.Tak terpancar pedih walau disela senyum terdapat isak hati.Ingin saling melengkapi.Bagai tuts tuts itu.’
“Kau memata-mataiku?.Benarkah
begitu?.Ayo kemari!.”
(Tersentak)
“Ti..Tidak.”
“Ti..Tidak.”
“Lalu?Sedang apa?Bukankah kau
dihukum guru Ma karena tidak menyelesaikan lagumu?.”
“Ya.Tapi aku tidak ingin memata
mataimu dan bermaksud menyontek lagumu.”
“Baguslah.Karena aku
membencinya.”
“Baiklah aku pergi.”
“Hey.(Meraih tangannya) Siapa
yang menyuruhmu pergi?.”
“Bukankah kau tak ingin
melihatku disini.?”
“Aku tak bilang begitu.Duduklah.Kubantu
kau menyelesaikan tugasmu.”
“Benarkah?Kau tidak bohong?.”
“Untuk apa?Dasar bodoh.Lagu
seperti ini saja tidak bisa kau selesaikan dengan benar.”
Gadis itu tersenyum.Hatinya
bertambah merah muda saat itu.Lalu wajahnya berubah kelabu.
“Ada apa?.”Ujar pemuda itu.
“Aku harus pindah.Ada orang tua
yang akan mengadopsiku,dan mereka tinggal diluarkota.”
“Oh.Benarkah?”Pemuda itu
menunduk.
“Ya.”
*
Sejak saat itu hari hari merah
muda memudar bahkan berubah kelabu.Dentingan itu terus mengalun.Namun kini berlagukan
kesedihan.
Gemuruh langit menghentakkan
semua penghuni akademi. Gedung bergoyang kekiri kekanan.Satu satu bangunan
runtuh,rata dengan tanah.Semua berlari menyelamatkan diri.Teriakan teriakan
terdengar diselulur penjuru tempat itu.Malam menjadi muram Seseorang terjebak
didalam ruangan dengan memeluk pianonya.Dia tidak berusaha menyelamatkan diri.Dan
dia pun terlelap dalam tidur panjangnya malam itu.Beberapa tangis terdengar
pilu.Tubuh tubuh tanpa nyawa bergelimpangan di bawah puing puing itu.Seketika
tempat itu berubah menjadi sangat sendu.
(Dentingan piano itu berakhir)
Prok…prok…prok…
“Bagus sekali sayang.Kamu
seperti seorang pianis yang hebat.”Ujar buguru.
“Terima kasih bu.Tapi yang hebat
itu kakak penulis lagu ini.”
“Mengapa?.”
“Lagunya sangat bagus.Pasti
ditunjukan untuk orang yang dicintai.Benarkan bu guru?.”
“Ya.Sepertinya begitu.Bukankan
lagu ini lagu yang indah anak anak?.”
“Ya buguru…”Jawab mereka
serentak.
“Oh! Disini tertulis ‘Michio Aku
selalu mencintaimu’ . Pasti lagu ini untuk gadis yang bernama Michio. Dia gadis
yang beruntung, dan penulis lagu ini pasti seorang pria yang baik.”
“Dan pasti seorang pemuda yang
tampan.”Ujar seorang gadis kecil. Semua tersenyum mendengar kelakar gadis kecil
itu.
“Baiklah sebaiknya piano dan
kertas nada ini di simpan dimusium kota.Untuk mengenang pristiwa beberapa belas tahun lalu. Nah anak - anak, mari kita
berjalan ketempat yang lain.Biar para kakak ini yang mengurusnya.”
“Baik buguru.”
*Ditempat yang lain.
Nenek Mi meneteskan air mata
menyaksikan acara tv itu.
“Nenek Mi? Mengapa nenek
menangis?”
“…Aku hanya berfikir,Seandainya
aku tidak pergi, mungkin aku akan bersamanya disurga saat ini.”Ujar nenek
Michio yang akrab di panggil nenek Mi oleh para perawat panti jompo.
Semua
hening…
Ini cerpen pertama yang aku post.. ^^
Ini cerpen pertama yang aku post.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar